Jum'at, 22/11/2024 00:45 WIB

Eks Pimpinan KPK Minta Kasus Blok Medan yang Seret Bobby Nasution Diusut

Abdullah Hehamahua menyebut pengusutan kasus ‘Blok Medan’ sudah seharusnya dilakukan.

Sejumlah mantan pimpinan KPK di Gedung Merah Putih KPK Jakarta pada Rabu, 14 Agustus 2024.

Jakarta, Jurnas.com - Sejumlah mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pertemuan dan berdiskusi dengan Ketua KPK Nawawi Pomolango di Gedung Merah Putih KPK pada hari ini, Rabu, 14 Agustus 2024.

Mantan pimpinan KPK dimaksud ialah Busryo Muqoddas, Bambang Widjojanto dan Saut Situmorang. Selanjutnya ada mantan Penasihat KPK Abdullah Hehamahua dan eks pegawai KPK Praswad Nugaraha.

"Jadi kami para aktivis pemberantasan korupsi yang juga mantan-mantan atau alumnus KPK ini, berapa kali melakukan diskusi tentang situasi negara ini. Terkait dengan KPK ada beberapa kasus yang sensitif. Tapi kasus itu kami diskusikan tidak lepas dari persoalan-perosalan politik yang episentrum politiknya ada di Istana Negara," kata Busryo Muqoddas kepada wartawan.

Busryo mengaku membaca pemberitaan bahwa akhir-akhir ini ada dinasti politik dan nepotisme di Istana Negara yang dilarang sebagaimana Ketetapan MPR RI. Menurutnya, hal itu akan berakibat pada penegakan hukum di Indonesia. 

"Sekarang malah mengalami pembangkitan, kebangkitan kembali secara lebih mengeras. Yaitu dinasti politik, nepotisme," kata Busryo.

Oleh karena itu, dalam pertemuan dengan Nawawi selama kurang lebih dua setengah jam itu, mereka menyampaikan tiga hal.

Pertama terkait munculnya kode ‘Blok Medan’ dan nama Bobby Nasution dan istrinya Kahiyang Ayu yang juga anak Presiden Joko Widodo dalam persidangan mantan Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba di Pengadilan Negeri (PN) Ternate pada Rabu, 31 Juli 2024 lalu

Kedua terkait proses seleksi calon pimpinan KPK periode 2024-2029. Terakhir terkait kasus dugaan pemerasan yang dilakukan oleh mantan pimpinan KPK, Firli Bahuri. 

Sementara itu, Abdullah Hehamahua menyebut pengusutan kasus ‘Blok Medan’ sudah seharusnya dilakukan. Terlebih, KPK sudah pernah mengusut kasus yang menjerat keluarga presiden.

"Dulu KPK menangkap besan presiden SBY (Aulia Pohan). Jadi kalau besan SBY yang waktu presiden ditangkap oleh KPK, apalagi cuma mantu dari Presiden," ucapnya.

Dia meminta KPK untuk serius mengusut kasus `Blok Medan`. Menurutnya, hal ini penting dilakukan untuk mengembalikan muruah KPK.

"Blok Medan itu harus diseriusi oleh pimpinan KPK, sehingga demikian, baik mantu maupun siapa saja yang berkaitan dengan presiden itu diproses," ucapnya.

Dia mendukung penuh KPK di bawah kepemimpinan Nawawi Pomolango untuk mengusut kasus tersebut. Mengingat, Nawawi hanya memiliki waktu empat bulan sebelum masa jabatannya berakhir.

Diberitakan sebelumnya, KPK membuka peluang memanggil Bobby Nasution selaku Wali Kota Medan dan istrinya Kahiyang Ayu di persidangan mantan Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba di Pengadilan Negeri (PN) Ternate.

Juru bicara KPK Tessa Mahardhika mengatakan peluang itu terbuka apabila jaksa KPK membutuhkan keterangan Bobby dan Kahiyang. Hal itu akan diserahkan kepada kepada jaksa KPK.

"Apabila keterangan saksi yang dimaksud itu betul-betul dibutuhkan dalam rangka memperkuat keyakinan hakim memutus perkara, tentunya dapat dilakukan pemanggilan sebagaimana sudah ada juris prudensinya ya," kata Tessa di gedung KPK, Jakarta, dikutip Selasa 6 Agustus 2024.

Fakta-fakta persidangan dalam perkara Abdul Gani berpotensi dikembangkan KPK jika surat perintah penyidikan masih berjalan.

Adapun nama Bobby muncul dalam persidangan di Pengadilan Negeri Ternate saat jaksa menghadirkan Kepala Dinas ESDM Maluku Utara Suryanto Andili sebagai saksi di kasus dugaan korupsi yang menjerat Abdul Gani. 

Suryanto mengatakan Abdul Gani menggunakan istilah `Blok Medan` guna mengurus izin usaha pertambangan di Maluku Utara. Oleh sebab itu, Jaksa KPK Andi Lesmana menanyakan apa maksud istilah tersebut.

"Istilah itu merupakan nama perusahaan ataukah nama orang? Kenapa Medan?" ujar Andi.

Menurut Suryanto, istilah tersebut berkaitan dengan menantu Jokowi, yakni Bobby Nasution. Hal itu dia akui dengan mengonfirmasi soal Wali Kota Medan.

"Hanya itu saja yang saya tahu. Kalau tidak salah itu (istilah Blok Medan) Bobby Nasution. (Wali Kota Medan) Iya, yang saya dengar begitu," kata Suryanto.

KEYWORD :

KPK Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba Blok Medan Bobby Nasution Kahiyang Ayu




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :